Catatan Herbal

Catatan 19 April 2020

Herbal (Jamu)  ditengah wabah corona covid19              

Saat itu ada pertanyaan dari teman-teman apakah ada herbal untuk covid19? Karena Covid19 belum ada obatnya dan vaksinnya, sementara wabah sudah berkembang, dan korbanpun makin banyak.

Selama ini, kurang lebih 16 tahun menggeluti pengobatan herbal (sejak 2004), yang namanya flu,batuk (biasanya disertai demam), batuk lama, ataupun TBC, saya biasa menggunakan asupan tumbuhan obat (herbal) Ciplukan (Physallis peruviana), Pegagan (Centella  asiatica), Jinten Hitam (Nigella Sativa), Sambiloto (Andrographis paniculata), dan Bidara Upas (Merremia mammosa) dan hasilnyapun efektif, banyak pasien yang tertolong.

Berdasarkan pengalaman, batuk yang bandel (bulanan) dalam waktu sekitar 7 hari kondisi pasien sudah pulih. Batuk yang menahun, dalam 2 minggu bisa reda. Kok bisa demikian ? Herbal diatas padahal levelnya hanya sayur-sayuran, dianggap sebagai suplemen karena tanpa efek samping, namun sebenarnya  berdaya obat, sebab kandungan saponin, flafonoid, dan lain-lain yang ada pada herbal mempunyai efek farmakologis sebagai anti infeksi, anti bengkak, anti pendarahan, anti bakteri, anti virus, anti demam, analgesik, anti alergi, anti tumor, Immunostimulant (meningkatkan system kekebalan tubuh terhadap penyakit), dan seterusnya. Jadi tidak aneh bila herbal-herbal tersebut berkhasiat untuk kasus-kasus diatas, dan dengan tanpa efek samping tentunya , serta mudah didapat di seantero Nusantara ini (Nusantara ini kaya dengan rempah-rempah), kecuali Jinten hitam yang harus di import.

 Pengalaman terhadap gejala mirip covid19.

Saya tiap minggu biasa bolak-balik Jakarta -Bandung, bahkan sampai akhir bulan Maret 2020, selanjutnya tentu sekarang istirahat di Bandung, mengikuti PSBB.

Nah, saya akan bercerita tentang pengalaman yang mengejutkan buat saya yaitu pada tgl 4 Maret 2020, Rabu siang, saat saya melakukan sholat zuhur, tiba-tiba terasa kekakuan sendi saat rukuk dan sujud yang munculnya terasa mendadak, dan berjalanpun kemudian agak susah, namun karena saya seorang pengobat alhamdulillah bisa segera diatasi. Tapi besoknya tgl 5 Maret 2020, Kamis malam, sekitar jam 20.00 terasa sedikit batuk, disertai tubuh menggigil, demam, diukur suhu 37.5 degC (biasanya 35.8 degC), jalanpun terasa goyang. Kemudian saya minum herbal Pegagan, Ciplukan, dan Jinten hitam masing-masing 2 kapsul. Alhamdulillah dalam 1,5 jam kondisi sudah terasa normal kembali, dan saya ukur suhu tubuh 36 degC. Namun herbal tetap saya minum terus sampai dengan hari Senin, 9 Maret 2020, dan gejala-gejala sebelumnya tidak pernah muncul lagi, baik batuk maupun demam. Apakah saya kena covid19 karena gejalanya mirip? Saat itu Indonesia belum heboh sekali dengan covid19, wallahu alam.

Oleh karena itu Kembali merespon pertanyaan teman-teman, agar bisa tenang dan tidak panik menghadapi wabah covid19, bisa memelihara kesehatan tubuh, namun tidak panik bila penyakit tersebut datang menghampiri, atau bisa digunakan sebagai teman saat melakukan isolasi diri.

Saya akan paparkan cara membuat resep herbal diatas dengan cara yang sederhana, praktis, murah dan mudah didapatkan di Nusantara ini.

Sediakan bahan kering rempah-rempah sebagai berikut : Ciplukan (Physallis peruviana), Pegagan (Centella  asiatica), dan Jinten Hitam (Nigella Sativa). Bahan bisa didapatkan pada penjual rempah jamu di Pasar Tradisional atau pada tempat-tempat tertentu penjual rempah jamu, namun harus diperhatikan bahwa Jinten Hitam rasanya harus pahit, jangan keliru beli karena khasiatnya nanti berbeda (ada yang serupa dengan Jinten Hitam tapi tidak pahit yaitu Nigella Damacean).

Ambil masing-masing bahan 10 gram kering. Setelah itu rebus dengan 4 gelas air (gunakan panci stainless steel) hingga menjadi 2 gelas air (setelah mendidih airnya, kecilkan apinya), kemudian saring dan siap untuk diminum.

Untuk preventif, cukup minum 1/3 bagian saja dalam sehari, sisanya simpan di ruang dingin (bila ingin minum lagi bisa dihangatkan). Namun untuk curative minumnya 3x 1/3 bagian dalam sehari (3x minum, pagi, siang dan malam, bagi yang shaum minum saat buka, saat mau tidur dan saat sahur). Agar lebih efektif, ramuan diminum satu jam sebelum makan (saat perut kosong). Apabila kondisi kasus agak parah, tambah campuran herbal diatas dengan Sambiloto (Andrographis paniculata), dan Bidara Upas (Merremia mammosa) masing-masing 10 gram juga. Insya Allah dalam waktu 7 hari sudah recovery.

Resep ini sudah biasa kami gunakan untuk flu-batuk yang disertai demam , dan batuk yang berbulan-bulan susah sembuh, serta TBC.  Selamat mencoba, insya Allah efektif.

Catatan : Bagi yang malas rebus-merebus bisa menggunakan herbal yang sudah ada didalam kapsul (lebih baik kualitas ekstrak, bukan serbuk). Harusnya bisa didapatkan pada toko-toko penjual herbal yang terdekat dengan lokasi anda. 


Catatan Juni 2020

Kondisi pandemi terpaksa menyediakan Hercov.

Kebutuhan para pasien terhadap herbal untuk daya tahan tubuh ditengah-tengah pandemi ini menimbulkan inisiatif untuk membuat ekstrak herbal yang bisa dimanfaatkan secara terbatas oleh para pasien yang membutuhkannya. Lalu kami buat ekstral herbal Hercov (Herbal Covid) bahannya Sambiloto, Jintan hitam, Pegagan, dan Ciplukan. Puluhan banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari tumbuh-tumbuhan obat tersebut (Handbook of Medicinal Herbs). Alhamdulillah bermanfaat untuk keluarga, teman-teman, dan para pasien , karena efektif .



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selac Therapy, Mengembangkan terapi listrik yang terukur.

Catatan terapi : Penderita Hipertensi, Jantung, Insomnia membaik dalam 1x24 jam

Catatan terapi Pasca Stroke